Perayaan Bagi Seorang Guru: Naik Pangkat

19 komentar
Naik pangkat guru dari golongan IIIb ke IIIc. Sebuah cerita inspiratif --

Assalamualaikum Wr Wb

Saat ini banyak guru yang menetap di satu pangkat golongan saja karena terbentur kendala sulitnya memenuhi persyaratan untuk kenaikan pangkat.

Termasuk aku juga yang terlalu betah pada zona nyaman. Selama 7 tahun berkutat di golongan IIIb. Padahal seharusnya setiap empat tahun (bahkan bisa lebih cepat jika Angka Kredit mencukupi) sudah bisa banget loh mengusulkan kenaikan pangkat. Artinya kalau pangkat naik, otomatis pendapatan bertambah.

Lalu, syarat yang terdengar sulit itu di mana? Begini, kalau dulu guru bisa naik pangkat per-dua tahun sekali hanya dengan menghitung jumlah jam mengajar saja. Saat ini, guru dituntut lebih profesional, ditantang untuk mengembangkan diri dan membuat karya tulis ilmiah sebagai syarat kenaikan pangkat.

Singkatnya, jam mengajar saja 24 Jam seminggu atau 40 Jam pun tidak akan membuat seorang guru naik pangkat begitu saja.

Lantas, apa yang membuat aku jadi semangat untuk mengurus kenaikan pangkat? Sebabnya teman-teman seangkatan lain sudah dari tahun lalu berhasil naik ke 'kasta' yang lebih tinggi. Hahaha

Lah, aku masih gini-gini aja. Padahal pengembangan diri aku setelah dihitung kemarin ada 10 jenis kegiatan pelatihan guru. Artinya melebihi persyaratan untuk naik pangkat ke golongan IIIc yang hanya butuh 3 jenis pengembangan diri.

Oke deh, pengembangan diri atau istilah kerennya PKB (Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan) ini gampang lah ya dipenuhi, cuma datang pelatihan atau workshop untuk guru saja dengan minimal lamanya 30 Jam.

Hal berikutnya yang paling bikin mager buat pindah golongan berdasarkan survei adalah Karya Tulis Ilmiah. Guru dituntut menulis. Melakukan penelitian kecil-kecilan di kelas. Nah, banyak sekali yang menyerah di sini. Termasuk aku juga hampir menyerah 😂. Sebab itu artinya guru dituntut menulis PTK (Penelitian Tindakan Kelas) sendiri.

Aku juga setelah setahun baru rampung menyelesaikan satu PTK untuk syarat naik pangkat ke IIIc. Selama itu. Iya!

Padahal menurut pedoman panduan naik pangkat yang aku baca dan curhat dengan tim penilai angka kredit guru untuk kenaikan pangkat ini, PTK bukan satu-satunya karya tulis yang bisa dibuat loh.

Jadi bisa berupa artikel yang terbit di jurnal atau koran. Boleh juga menulis best practice (pengalaman mengajar yang menurut guru ybs itu paling kece dampaknya terhadap anak didik). Boleh juga menulis buku. Bisa berupa diktat pelajaran atau karya seni berupa buku kumpulan puisi, kumpulan cerpen atau novel yang diterbitkan.

Lantas, dari sekian banyak karya tulis aku mengerjakan yang mana? Awalnya, aku mengandalkan sebuah buku kumpulan cerpen karangan sendiri yang diterbitkan secara indie. Kemudian, merasa kurang PD (takut angka kreditnya tidak mencukupi nilai 4, jika dinilai kurang kompleks) aku merambah menulis best practice (maksimal nilainya 2). Lagi-lagi karena aku kurang yakin kalau angka kreditnya bakalan cukup atau tidak setelah ditambah kumcer, akhirnya aku memutuskan menulis PTK (nilainya pasti 4).

Makanya naik pangkat aku jadi tertunda selama itu. Sebab, aku tidak siap gagal. Hehehe... Ya, bayangin aja kan, aku ngurusin semuanya sendiri. Rugi banyak kalau waktu habis menghitung angka kredit lantas syaratnya ternyata kurang satu poin.

Meskipun kalau aku mau, ada banyak kok calo pembuatan PTK baik online ataupun offline. Bahkan lengkap dengan segala bantuan penghitungan angka kredit serta pembuatan sertifikat PKB kalau syaratnya kurang. Cuma mikirnya ya... Rugi aja bayar sekian juta, cuma buat satu PTK. Mending jajanin skincare atau sepatu baru.

Alhamdulillah, saat berjuang mengurus keribetan 'naik kasta' ini ada seorang teman seperjuangan yang insyaallah sama-sama berada di jalan yang lurus. Terus ada aja teman yang sudah jago nyusun urusan ini dengan senang hati membantu, mengajari dengan sabar. Tanpa bayaran sepersen pun. Meskipun hal itu membuat aku harus menghitung ulang angka kredit. Tapi bersyukur sekali, sebab niat dan doa yang kuat telah dikabulkan-Nya.

Aku ingat di suatu malam, sebelum tidur, hampir menangis berdoa pada Allah:

"Ya, Allah aku tidak bisa menulis PTK dan menghitung angka kredit. Tolong ajari aku."

Miracle! Besoknya aku lancar banget menyelesaikan PTK dan menghitung angka kredit serta syarat naik pangkat lainnya. Selama hampir dua bulan menyusun berkas, revisi sana-sini, Alhamdulillah sujud syukur selesai tepat waktu.

Saat ini, aku sedang menanti SK pangkat baru nanti di bulan Oktober. Sungguh sebuah perayaan bagi seorang guru yang sudah 7 tahun lamanya tidak naik pangkat ini. 😍