Rumah Pengasingan Bung Karno, Sejarah Budaya Bengkulu Penuh Romantisme

23 komentar
Tampak Depan: Rumah Pengasingan Bung Karno
(Semua Dokumentasi: Blogger Bengkulu)

Rumah Pengasingan Bung Karno merupakan tempat Soekarno menjalani hukuman pengasingan sebagai tahanan politik. Rumah ini terletak di tengah Kota Bengkulu, tepatnya di jalan Sukarno Hatta Kelurahan Anggut Atas kecamatan Gading Cempaka. 

Sejarah

Bung Karno menjejakkan kaki di Bengkulu pada 14 Februari 1938. Bung Karno hanya seorang diri ketika tiba di Bengkulu. Keluarganya baru menyusul beberapa minggu kemudian. Sementara waktu sambil menunggu rumah pengasingannya diperbaiki, Bung Karno ditempatkan di Hotel Centrum. Hotel itu sudah tidak ada lagi. Posisi hotel itu, jika masih ada, tepat di seberang kantor Bank Indonesia Bengkulu. 

Pada tahun 1940-an, rumah dengan dua kamar tidur itu berada agak di pinggir kota. Dahulu, Bengkulu dipilih sebagai lokasi pengasingan Bung Karno karena aksesnya yang sulit dan terpencil. Namun, kini seiring perkembangan kota, rumah pengasingan itu persis berada di jantung Kota Bengkulu. 

Awalnya, rumah tersebut adalah milik seorang pedagang Tionghoa yang bernama Lion Bwe Seng yang disewa oleh orang Belanda untuk menempatkan Soekarno selama diasingkan di Bengkulu. Soekarno menempati rumah itu pada 1938-1942. 

Romantisme


Satu saat, di rumah pengasingan itu, Bung Karno bersama Inggit Garnasih menjamu keluarga Hassan Din, tokoh Muhammadiyah asal Curup, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu. Ketika itulah, untuk pertama kali Bung Karno melihat gadis belia putri Hassan Din, Fatmawati, yang sengaja dibawa.

Singkat cerita, Bung Karno pun menaruh hati pada Fatmawati dan akhirnya menikahi Fatmawati. Dari pernikahan itu Bung Karno dikaruniai 2 putra dan 3 putri, yakni Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri, dan Guruh Soekarnoputra.


Wisata


Di rumah ini terdapat barang-barang peninggalan Soekarno. Ada ranjang besi yang pernah dipakai Soekarno dan keluarganya, koleksi buku yang mayoritas berbahasa Belanda serta seragam grup tonil Monte Carlo asuhan Soekarno semasa di Bengkulu. Ada juga foto-foto Soekarno dan keluarganya yang menghiasi hampir seluruh ruangan dan yang tidak kalah menarik adalah sepeda tua yang dipakai Soekarno selama di Bengkulu.


Tepatnya tanggal 5-6 September 2017 lalu, di Rumah Pengasingan Bung Karno ini dilaksanakan acara Warisan Sejarah Budaya Bengkulu. Acara ini juga diisi oleh seorang maestro pelukis tanah liat dari Makassar, Zaenal Beta yang melukis Rumah Pengasingan Bung Karno di atas kanvas dengan tanah liat.
 

Gimana? Gak kalah kece kan warisan sejarah budaya Bengkulu yang satu ini? Kamu juga bisa baca artikel lainnya #WarisanSejarahBudayaBengkulu tentang Benteng Marlborough. 

Tulisan ini juga diikut sertakan dalam #NulisSerempak Lomba Blog Warisan Sejarah & Budaya Bengkulu kerjasama Blogger Bengkulu dengan Media Center Provinsi Bengkulu serta BPCB Jambi 

Kamu juga bisa kunjungi media sosial BPCB Jambi di akun berikut ini,
Twitter: @cgarbudayajambi
Facebook: Cagar Budaya Jambi 
Instagram: cagarbudayaJambi


23 komentar

  1. Sayangnya kemarin pas ada acara warisan sejarah budaya bengkulu saya gak bisa hadir, padahal seru banget acaranya.

    BalasHapus
  2. Yang paling aku suka di rumah bung karno ini adalah koleksi buku, sama sumur dengan air yang jernih

    BalasHapus
    Balasan
    1. seger ya mba air sumurnya, koleksi bukunya juga kece

      Hapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  4. bisa belajar sejarah ya kak disini, peninggalan sejarah ini harus tetap di lestarikan lho, terutama kita masyarakat Bengkulu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. bener mas namanya aja wisata sejarah, pastinya harus kita lestarikan

      Hapus
  5. Pengen pinjem selendang fatmawati yg si pajangan.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. buat apa mba? biar ada soekarno yang jatuh hati ya? hehe

      Hapus
  6. Pengen baca koleksi bukunya Bung Karno deh mbak. Udah bertahun-tahun tapi masih awet ya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, dong akupun sama tapi kayaknya ga boleh pinjam dibawa pulang

      Hapus
  7. jalan-jalan sekaligus belajar sejarah.. mantab..

    BalasHapus
  8. Kisah cinta di tempat pengasingan yg romantis yaa..

    BalasHapus
  9. Semoga peninggalan sejarah tetap terawat dengan baik untuk diwariskan anak cucu :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. aaminn amiinn kalau bukan kita yang jaga siapa lagi ya?

      Hapus
  10. Terawat dan rapih ya, salut dengan pengelolaannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. alhamdulillah dari dulu sampai sekarang masih terawat

      Hapus
  11. ia ya, rumah pengasingan ini tidak lepas dari sisi romantis kisah Bu Fatma dan Pak Karno

    BalasHapus
  12. tak cuma nilai sejarah, ada banyak nilai pelajaran dan filosofis yg bisa diambil saat datang ke sini, (prikitiew wkwkwk), tapi ada juga kisah sedih yg bikin hati kita miris sih hehe

    BalasHapus

Sila berkomentar dan bertanya 😊 Semua komentar dimoderasi ya