Behind the Scene Seminar Nasional 2018: Akhirnya Saya Menulis KTI Lagi Setelah 11 Tahun

14 komentar
Seminar Nasional 2018 - Salam guru!
Kali ini saya mau cerita yang ringan-ringan saja, pengalaman saya kemarin saat terpilih menjadi salah satu pemrasaran di Seminar Nasional Guru Pendidikan Dasar Berprestasi. Bertempat di Hotel Milleniumm Jakarta, kegiatan ini berlangsung dari tanggal 22 - 25 Mei 2018. Sebuah kesempatan berharga yang sungguh menginspirasi saya dan sebenarnya saat mengikuti seleksi ini pun saya tidak berharap banyak dengan karya tulis ilmiah yang saya buat. Alhamdulillah ternyata Allah berkehendak membawa saya mengikuti kegiatan bertaraf nasional ini.

Menulis KTI Kembali Setelah 11 Tahun...

Saat seleksi melalui akun di kesharlindungdikdas secara daring, hal pertama yang membuat saya khawatir adalah menulis karya tulis ilmiah (KTI). Bagaimana tidak? Terakhir kali saya membuat KTI itu saat skripsi, 11 tahun yang lalu. Namun demi motivasi belajar lagi, naik pangkat dan jalan-jalan gratis (Serius ya... ini motivasi saya receh banget) akhirnya saya nekat mencoba menulis KTI lagi. Masa iya, nulis blog bertahun-tahun aja bisa kok nulis KTI yang hanya diminta maksimal 10 lembar itu gak bisa? 

Memilih Menulis Best Practice 

Setelah membaca Pedoman Seminar Nasional yang juga bisa di-download langsung di web kesharlindungdikdas, saya pun mulai membaca beberapa referensi mengenai KTI untuk seminar nasional di beberapa situs. Sempat bingung karena bentuknya bermacam-macam. Akhirnya saya memilih BEST PRACTICE saja. Sebab menurut saya paling gampang karena hanya berupa deskripsi tentang apa saja yang sudah pernah dilakukan berserta hasilnya.

Menulis tentang Media Sosial

Saya memilih subtema Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pembelajaran dengan judul tulisan "Pemanfaatan Media Sosial sebagai Media dan Sumber Belajar Bahasa Inggris Menggunakan Metode Project Based Learning". 

Ya, saya menggunakan media sosial setiap hari dan media sosial ini telah memberi saya kesempatan untuk berkenalan dengan orang-orang baru, mendapatkan tambahan uang jajan, barang berharga dan terakhir ini, membawa saya ke sebuah kegiatan yang menginspirasi: Seminar Nasional.

Kekurangan Referensi

Saat mulai menulis, saya sempat kewalahan karena buku referensi yang saya miliki kurang. Beruntung saya sebelumnya pernah ikut kegiatan Kominfo dam Seminar Internet Baik yang saat itu berkerjasama dengan Blogger Bengkulu. Sehingga saya memiliki data dan referensi untuk menulis mengenai media sosial. Saat itu saya sama sekali tidak tahu kalau ada jurnal yang sebenarnya bisa diunduh secara daring dan dijadikan referensi. Akhirnya saya malah googling beberapa keyword di abstrak tulisan saya untuk melengkapi kajian teori. 

Menunggu Hasil Seleksi

Saat itu harap-harap cemas menunggu hasilnya, maklumlah perdana. Waktu itu mikirnya kalaupun tidak lolos seleksi yang penting saya sudah punya tullisan KTI  lagi. Hihihi... Ditambah lagi peserta yang mendaftar dari seluruh Indonesia sebanyak 5000-an orang, wah apa bisa saya terpilih? Beberapa minggu kemudian dari 5000-an orang tersebut dijaring lagi menjadi 800-an. Penjaringan ini berdasarkan artikel yang telah dikirim. Aduh, saya sampai bolak-balik ngecek apakah nama saya masih ada atau tidak? Dari 800-an orang inilah akan diambil 180 orang sebagai peserta Seminar Nasional di Jakarta. Syaratnya, KTI yang ditulis haruslah bebas plagiarisme, maksimal 30%.

Saat Pengumuman Ternyata...

Saat menunggu pengumuman lagi-lagi saya berulang kali log in di akun kesharlindungdikdas untuk sekadar melihat status kepesertaan saya. Eh, saat tanggal pengumuman yang ditentukan malah ada pemberitahuan kalau pengumuman nama-nama guru yang lolos diundur. Wahahaha... Ya sudah akhirnya saya gak cek lagi. Sudah pasrah tepatnya.

Nah, pagi itu sambil beresin cucian piring ada notifikasi email masuk. Saya kira email penawaran content placement untuk blog. Ternyata yang ini lebih menyenangkan. Saya mendapat surat undangan menjadi salah satu peserta Seminar Nasional di Hotel Millenium Jakarta dan berhak mempresentasikan KTI saya di hadapan guru-guru hebat se-Indonesia. Wah. apa gak bikin nyengir terus tuh seharian?

Peserta Seminar Nasional Guru Dikdas 2018 dari Bengkulu


Saat saya baca nama-nama peserta, dari Provinsi Bengkulu ada 6 orang yang lolos. Lumayan banyak ternyata.Saat baca keterangannya lagi saya termasuk kelompok pemrasaran poster. Artinya saya harus membuat poster/banner dengan ukuran 60x160 cm yang memuat isi dari KTI yang telah ditulis. Wah, tantangan lagi nih. Akhirnya saya coba desain sendiri menggunakan microsoft publisher dan kemudian mengirim contoh desain ke percetakan. Sehari sebelum berangkat, posternya udah jadi dan saya siap presentasi!

Setelah ini rasanya saya makin ketagihan untuk menulis, khususnya KTI. Makin semangat juga meneruskan PTK yang tertunda. Benar kata orang, di mana ada kemauan di sana ada jalan. Banyak jalan menuju Roma, banyak cara untuk mencapai tujuan.

Untuk cerita saat seminar, nantikan postingan saya selanjutnya ya... semoga semangatnya tidak luntur. 😉

14 komentar

  1. Sebuah pengalaman yang luar biasa ya. Apalagi memulai sesuatu yang sudah lama ditinggalkan ga mudah. Keren deh mak adis

    BalasHapus
  2. Pasti seru ya mbx ikut acara seminar. Dpat teman baru lagi kan y mbx?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seru banget, teman barunya seluruh Indonesia lagi. Sampai mau nangis terharu waktu itu

      Hapus
  3. Pengen bljar lah bikin KTI mbx. Msih belum faham. Hehee

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga baru belajar (lagi) masih jauh dari kata sempurna

      Hapus
  4. Ayeeyy asik banget Mbak Pura. Nulis berhadiah jalan-jalan. Emang banyak ya jalan rezeki, gak dari blog, bisa aja datengnya dari profesi utama. Alhamdulillah halan-halan gratis ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Alhamdulillah dek Ntan. Pengembangan karir sekalian belajar. Bonusnya jalan-jalan 😅

      Hapus
  5. Keren mbak...jgn lupa bagi ilmunya sama kami..

    BalasHapus
  6. MasyaAllah. Mbak jago KTI. Semoga selalu lancar jaya karir nya, mbk. Boleh dong bagi tips nya dalam pembuatan KTI.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi kalah jago mah sama yang lain. Masih belajar juga ini

      Hapus
  7. Mantab mbak, keren. Seharusnyo mbak ikut tiap tahun mbak. Cumumud!!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa harusnya dari dulu ikutan. Tapi ini udah jadi trigger buat selalu berinovasi setiap tahunnya

      Hapus

Sila berkomentar dan bertanya 😊 Semua komentar dimoderasi ya