Belajar dari Rumah, Sebuah Dilema bagi Pendidikan di Indonesia

22 komentar
Sejak kasus pandemi covid-19 di Indonesia terdeteksi, pemerintah mulai melakukan social distancing atau physical distancing. Dimana masyarakat diwajibkan untuk menjaga jarak untuk mencegah penyebaran virus ini secara masal. Salah satunya dengan membuat peraturan agar sekolah ditutup sementara dan para murid harus belajar dari rumah.

Akhirnya munculah berbagai cara yang dilakukan oleh guru agar kegiatan belajar mengajar tetap terlaksana meskipun jarak berjauhan. Berikut ini beberapa apikasi yang digunakan oleh guru untuk menunjang interaksi dengan siswa saat belajar dari rumah:
1. WhatsApp Grup
2. Zoom
3. Quizziz
4. Kahoot
5. Google classroom
6. Google Form
7. Youtube

Para guru dan murid tentu terbantu dengan catatan memiliki fasilitas serta koneksi internet yang memadai. Bagi guru yang berstatus PNS, mungkin tidak terlalu menjadi kendala. Namun, bagi guru honorer membeli jatah kuota dengan gaji tak seberapa tentu masalah besar yang harus dihadapi.

Betul adanya, bahwa pemerintah katanya memberikan jatah pulsa dari dana BOS untuk mendukung Belajar dari Rumah ini. Namun, kenyataan di daerah saya sendiri, dana tersebut tak kunjung dicairkan. Padahal daerah lain sudah ada yang mendapatkannya.

Tak hanya sebatas itu, guru mesti dihadapkan juga pada kenyataan bahwa tak semua murid memiliki akses internet, khususnya bagi murid kurang mampu. Pengalaman saya yang mengajar selama masa pandemi ini, sulit sekali mengontrol mereka belajar. Saya selalu mengupayakan agar mereka mengirimkan laporan belajarnya setiap hari. Bahkan, di waktu tertentu saya memberikan pulsa gratis bagi murid yang giat belajar dan melaporkan kegiatannya selama di rumah.

Namun, apakah hal ini berjalan baik sepenuhnya? Tidak. Masih saja ada murid yang sama sekali tidak peduli. Bahkan tidak menanggapi sama sekali diskusi ataupun mengirimkan laporan kegiatan belajar di rumah. Maka hal ini menjadi sulit dikontrol, apakah murid tersebut tidak belajar? Belajar tapi tidak mengirim laporan? Dan sebagainya.

Kerjasama dengan orang tua memang sangat diperlukan di masa saat ini. Jika sebelumnya orangtua harus mengontrol belajar anaknya sepulang sekolah saja, maka saat ini menjadi seharian penuh. Bagaimana dengan orangtua yang harus tetap bekerja di luar rumah? Buruh pasar, tukang parkir, nelayan, petani? Tentu sulit bagi mereka untuk mengontrol aktivitas belajar di rumah. Boro-boro ngerti cara menggunakan aplikasi-aplikasi yang saya sebutkan di atas sebelumnya.

Pemerintah sendiri tak tinggal diam sebwnarnya dengan masalah ini. Melalui channel pendidikan di televisi akhirnya dibuatlah siaran untuk murid belajar di rumah. Sebut saja di TVRI mulai dari usia PAUD hingga SMA ditayangkan materi belajarnya. Pertanyaannya lagi-lagi, apakah murid di rumah menonton? Membuat kesimpulan? Memahami pelajaran? Saya tidak bisa menjawab, akan tetapi harapan saya semoga semuanya mengikuti.

Mari sama-sama berdoa agar pandemi ini segera berakhir dan kegiatan belajar di sekolah menjadi lebih menyenangkan setelah ini.