Dilema Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan Solusi Permasalahannya

Tidak ada komentar
Pandemi sudah melanda sejak Maret 2020 lalu. Banyak perubahan besar yang terjadi pada berbagai sektor. Termasuk bidang pendidikan, terutama sekolah formal. Demi memutus rantai penularan Virus Covid-19, seluruh murid dan guru terpaksa dirumahkan. Semua kegiatan pembelajaran dilakukan dari jarak jauh. 


Kendala Saat PJJ


Tentu saja banyak kendala yang terjadi selama pembelajaran jarak jauh (PJJ) ini. Berikut hal yang saya tangkap dari Webinar Refleksi Pendidikan Indonesia : Diantara PJJ & PTM bersama Faber Castell.
  1. Beberapa murid tidak memiliki gawai untuk belajar secara daring
  2. Jaringan internet yang kurang memadai
  3. Orangtua kesulitan membeli kuota untuk belajar daring
  4. Murid kurang mendapat pengawasan dan motivasi belajar
  5. Materi yang disampaikan guru secara daring lebih sulit dipahami

Saya sendiri sebagai guru di salah satu SMP negeri merasakan perubahan drastis dengan proses PJJ ini. Kalau biasanya perkembangan belajar murid bisa secara langsung dilihat ketika proses belajar mengajar di kelas, maka saat PJJ hal ini sulit dilakukan.

Penyampaian materi ke murid pun membutuhkan berbagai strategi agar tidak monoton. Guru dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menyampaikan materi. Sayangnya, tidak semua guru siap dengan perubahan drastis ini.

Beban guru juga bertambah ketika sekolah menerapkan belajar dengan sistem shift: PJJ dan PTM. Bayangkan saja selain menyiapkan materi untuk PTM, guru juga harus menyiapkan untuk PJJ. Artinya metode yang dipakai pun berbeda. Idealnya, bisa saja guru tersebut saat PTM sekalian melakukan PJJ dengan live streaming ataupun zoom meeting. Masalahnya, tidak semua sekolah memiliki fasilitas gawai dan internet yang memadai untuk dipakai oleh guru di kelas. Dimana jumlah kelasnya banyak. Alhasil, hal yang terjadi adalah proses pembelajaran menjadi tidak maksimal.

Pentingnya Kerjasama Orangtua dan Guru


Saya merasakan betul betapa kerjasama orangtua dan guru itu sangat penting untuk mendukung proses PJJ menjadi lebih baik.

Contoh kasus yang saya hadapi sendiri:

Seorang murid saya ketika belajar secara daring tidak pernah sama sekali terlihat mengumpulkan tugas ataupun mengikuti kuis yang diadakan. Ketika saya komunikasikan dengan  orangtuanya, ditemui fakta bahwa murid saya ini hanya tinggal dengan kakaknya yang seorang pelajar SMA. Sementara orangtuanya bekerja di luar kota. Otomatis komunikasi mereka pun dilakukan secara daring. 

Orangtuanya bercerita bahwa murid saya ini mengaku selalu mengirimkan tugasnya. Padahal kenyataannya tidak. Hal mengejutkan yang saya dapatkan ketika sekolah saya menerapkan pola belajar hybird (PJJ dan PTM sekaligus) adalah ternyata saat PTM kemampuan anak ini di atas rata-rata temannya. Dia aktif di kelas, menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru, mengerjakan semua tugas yang diberikan, dan hasil kuisnya selalu bagus. 

Ketika saya tanya alasannya mengapa saat PJJ kok tidak kelihatan proses belajarnya? Alasannya, tidak suka sistem PJJ. Bosan. Saya sampai tidak bisa berkata apa-apa. Selain memberi nasihat dan motivasi. 

Alhamdulillah berkat kerjasama dengan orangtua, meskipun tidak 100% kondisinya ketika sistem PTM, murid saya ini memperbaiki dirinya. Menjadi lebih bertanggungjawab dengan kewajibannya.

Idealnya memang orangtua, guru, dan murid menjalankan perannya masing-masing sehingga tujuan bisa tercapai. Berikut peran ketiganya yang diharapkan bisa terjalin selama PJJ di masa pandemi ini berdasarkan paparan materi Webinar yang saya ikuti.

Peran Orangtua

  • Sebagai pembimbing
  • Sebagai fasilitator
  • Sebagai pengawas
  • Sebagai motivator

Peran Guru

  • Pada bidang akademik yakni membuat materi bahan ajar yang kreatif
  • Sebagai guru pamong
  • Sebagai pengawas
  • Sebagai guru
  • Sebagai motivator

Peran Murid

  • Sebagai murid yang bertanggungjawab
  • Sebagai murid yang inovatif
  • Sebagai murid yang inquiry
  • Sebagai murid yang berkomunikasi dengan baik
Ya… semua butuh kerjasama antar semua pihak. Tidak bisa saling mengandalkan ataupun menyalahkan. Ibaratnya sebuah tubuh, untuk bangkit dari kemalasan maka seluruh anggota badan harus dikoordinasikan agar bisa beraktivitas sebagaimana mestinya.

Dukungan Faber Castell Terhadap Pendidikan di Indonesia


Sekilas info tentang Faber Castell diambil dari website faber-castell.co.id

Faber Castell grup berdiri pada tahun 1761 dengan perusahaan induknya yang berada di Stein, Jerman. Perusahaan yang fokus utamanya membuat pensil grapithe dan pensil warna ini memiliki kapasitas produksi dunila lebih dari 2000 juta pensil kayu per tahun (terbesar di dunia).

Namun bukan berarti perusahaan ini hanya memanfaatkan SDA tanpa memperbaruhinya. Melalui website-nya juga saya dapatkan informasi bahwa Faber Castell menumbuhkan sekitar 20m kubik kayu setiap jamnya, setara dengan sekitar 1 beban truk. 

Produksinya pun hanya menggunakan kayu dari hutan yang dikelola secara lestari.

Saat ini Faber Castell telah memiliki kantor dan pabrik sendiri di Indonesia, dengan alamat sebagai berikut:

Faber-Castell Indonesia

Kantor Pusat                   

Alamat

Jakarta

PT. Faber-Castell International Indonesia
Sentra Latumeten Blok AA-10 Jl. Prof. Dr. Latumeten No.50, Jakarta Barat 11460
Telp : (021) 5696 5311, Fax : (021) 5696 5316 - 5694 1790

Pabrik

Alamat Pabrik

Pabrik Cibitung                

:Kawasan Industri MM2100 Blok OO-3, Cikarang Barat – Bekasi 17520
Telp : (+62-21) 8998 1700 (hunting), Fax : (+62-21) 8998 2400

Pabrik  Naroggong                        

PT AW Faber-Castell Indonesia
Jl. Raya Narogong No.KM.11, RT.001/RW.005, Pangkalan 1B, Bantargebang, Kota Bks, Jawa Barat 17151- Telp : (021) 8250755






Nah, untuk mendukung pembelajaran jarak jauh (PJJ) saat ini Faber Castell telah meluncurkan produk Paket Belajar Online. Wah, apa bedanya ya dengan paket ujian lainnya?

Review Paket Belajar Online dari Faber Castell



Saya masih ingat betul ketika zaman masih sekolah, anak-anak yang membawa paket ujian dari Faber Castell ini tampak sangat elite. Biasanya memang anak yang berasal dari keluarga cukup berada dan tentu saja anaknya cerdas. Padahal setelah saya tahu, ternyata sebenarnya paket alat tulis untuk ujian itu harganya cukup terjangkau. Jadi siapa saja bisa memilikinya. Orangtua juga tidak  perlu khawatir harus memikirkan perintilan apa saja yang harus dibawa anaknya saat ujian.

Berikut ini review lengkap Paket Belajar Online.

Setiap paket terdiri dari:
  • Kotak pensil
  • Pensil
  • Pena
  • Penghapus
  • Rautan
  • Stylus
Tentu saja yang membedakan Paket Belajar Online ini dengan paket alat tulis lainnya adalah keberadaan Stylus.

Awalnya ketika membuka paket belajar online ini saya heran, ini pena atau apa sih? Eh, ternyata anak saya yang usianya 7 tahun berkomentar, “Ini tuh buat pencet-pencet di hape, Bu!” Sempat tidak percaya. Setelah saya amati dan gunakan ternyata benar.



Fungsi Stylus


Setahu aku yang namanya stylus pen itu mahal. Ratusan ribu bahkan jutaan. Eh, ini harga Paket Belajar Online ini cuma 35 ribu!

Terus fungsi stylus-nya pun bisa dibilang sama loh.
  • Digunakan untuk menulis jawaban
  • Menggambar sederhana
  • Menjawab soal pilihan ganda
  • Scroll layar smartphone

Sering dong drama sulitnya memilih jawaban karena tangan kotor atau keringatan basah? Nah, stylus ini bisa jadi solusinya.

Kerennya lagi bisa digunakan di semua jenis smartphone. Baik android maupun ios.

Kalau masih penasaran bagaimana penampakan aslinya, saya sudah bikin video review lengkapnya di channel youtube saya berikut ini:

Selamat menonton ya…

Harapan saya pandemi segera usai agar murid bisa bersekolah lagi seperti biasa. Sekalipun harus tetap belajar daring ataupun hybird, semoga semua bisa saling bekerjasama untuk mencapai tujuan pendidikan Indonesia yang lebih maju.

Tidak ada komentar

Sila berkomentar dan bertanya 😊 Semua komentar dimoderasi ya