Merencanakan Keuangan Keluarga Melalui Asuransi

25 komentar


Desember 2019 - Anak kedua saya lahir lewat operasi caesar. Sebelumnya saya dan suami sudah menyiapkan juga biaya persalinan untuk jaga-jaga. Selebihnya mengandalkan fasilitas saja dari asuransi kesehatan pemerintah. Ya, berkaca pada pengalaman anak pertama lalu. Saat itu kami harus membayar biaya sebesar 7 juta. Bukan apa-apa. Hanya saja karena kamar kelas I kurang nyaman, akhirnya pindah ke VIP. Saat anak kedua, saya sudah survei dulu keadaan kamar kelas I. Alhamdulillah cukup nyaman untuk ditinggali selama dua hari. Lumayan jadi hemat 7 juta. Keluar rumah sakit tidak membayar satu sen pun.


Pentingnya Asuransi Kesehatan

Ya, begitu pentingnya asuransi kesehatan bagi semua anggota keluarga. Kebayang gak kalau tidak ada asuransi kesehatan? Lalu tiba-tiba harus masuk rumah sakit dan diambil tindakan? Apa tidak menangis saat melihat tagihan?


Asuransi memang bertujuan untuk memberikan perlindungan dari kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan bagi pemilik polisnya. 


Selain asuransi kesehatan, berikut ini jenis asuransi lainnya yang ada di Indonesia:

  1. Asuransi Jiwa
  2. Asuransi Pendidikan
  3. Asuransi Dana Hari Tua
  4. Asuransi Umum


Wah ternyata banyak ya jenis asuransi itu. Lantas kapan sebaiknya kita mulai asuransi?


Kapan mulai ikut asuransi?

Menurut piramida pengeluaran dari kelas keuangan yang pernah saya ikuti, asuransi  berada pada ranah proteksi. Artinya sebaiknya dilakukan ketika kebutuhan dasar, biaya hidup, dan dana darurat sudah terpenuhi.


Nah, permasalahan yang saya hadapi ketika itu sehingga memutuskan ikut kelas financial planning adalah “kok sejak anak kedua lahir, keuangan keluarga terasa memburuk ya?” Ditambah lagi beberapa bulan kemudian terjadi pandemi, yang mengakibatkan pemasukan berkurang. Bisnis keluarga yang baru dimulai juga terpaksa gulung tikar. Sementara pengeluaran tentu saja bertambah dengan kehadiran anggota keluarga yang baru.


Saat itu juga sempat berpikir “Aduh, ini gajinya yang kurang atau bocor alus aja ya? Kebanyakan jajan martabak”


Hehehe… makanya wajib nih ibu-ibu mencatat cash flow. Pemasukan berapa, pengeluarannya kemana aja?


Lalu hasil perhitungan keuangan saya bagaimana? Ternyata setelah pendapatan dihitung dan dikurangi pengeluaran. Hasilnya besar pasak daripada tiang. Minus, euy! ðŸ¤£


Alternatifnya pemecahan masalahnya ada dua: mengurangi pengeluaran atau menambah pemasukan.


Kesalahan saya kala itu adalah karena saya memiliki pinjaman di bank lebih dari 30% gaji. Yaa apa gak kolaps ðŸ¤£.


Padahal harusnya disesuaikan dengan prioritas, sesuai dengan gambar Piramida Keuangan di atas.


Urutannya yaitu:

  1. Penuhi kebutuhan dasar (makan, transport, dll)
  2. Mulai menabung dana darurat untuk menghindari utang.
  3. Miliki asuransi  jiwa untuk pencari nafkah dan asuransi kesehatan untuk seluruh anggota keluarga.
  4. Mulai berinvestasi untuk tujuan keuangan kita dan pilih produk apa yang akan dipakai.


Alhamdulillah saat ini kondisi keuangan mulai membaik. Jadi bisa kejar menabung dana darurat yang jumlahnya minimal 3x pengeluaran bulanan. Bahkan untuk lebih amannya sebaiknya 12x pengeluaran untuk keluarga yang memiliki dua orang anak.


Untuk asuransi kesehatan untuk seluruh anggota keluarga juga otomatis sudah terdaftar di asuransi milik pemerintah karena suami dan saya ASN.


Memilih Asuransi Jiwa


Namun, asuransi jiwa untuk pencari nafkah belum bisa dipenuhi. Padahal dari kelas keuangan disebutkan jelas banget, kalau pencari nafkah yang punya tanggungan (anak) maka sebaiknya ikut asuransi jiwa. Tapi kami masih ragu-ragu nih, mau ikut asuransi jiwa dimana? Terus bingung juga mau pilih asuransi konvensional atau syariah? 


Untungnya seminggu yang lalu saya dapat kesempatan mengikuti webinar dari Komunitas Emak-Emak Blogger dan Prudential yang bertema “Membangun Keluarga yang Tangguh Secara Finansial Melalui Asuransi” 


Wah semua tanda tanya yang ada terjawab di sini. Saya dan emak-emak blogger lainnya diberi pengetahuan dasar mengenai asuransi dan juga perencanaan keuangan. Beruntung sekali bisa dapat kelas gratis kayak gini. Di kelas keungan yang saya sebut sebelumnya di atas, saya rela bayar loh…


Nah, biar semua pembaca blog ini juga dapat ilmunya, saya share di sini yaa…


Mengenal Asuransi Jiwa 


Berdasarkan jenis, asuransi jiwa terbagi menjadi:

Asuransi Tradisional

  • Dwiguna: asuransi yang memberikan jumlah uang pertanggungan saat tertanggung meninggal dalam periode tertentu, sekaligus memberikan seluruh uang pertanggungan jika ia masih hidup pada masa akhir pertanggungan.
  • Berjangka (term life): asuransi yang memberikan perlindungan sesuai jangka waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
  • Whole life: asuransi yang memberikan proteksi perlindungan jiwa yang memiliki masa berlaku hingga seumur hidup.


Asuransi unitlink: asuransi sekaligus investasi. Biaya asuransi bisa diambil dari kumpulan investasi yang dilakukan oleh Pemegang Polis.



Berdasarkan hukum, terbagi menjadi dua, yaitu asuransi konvensional dan asuransi syariah. 


Perbedaan Asuransi Konvensional dan Syariah


Perbedaan d iantara keduanya terdapat pada akad. Akad asuransi konvensional antara tertanggung dan penanggung berupa jual-beli. Sedangkan akad pada asuransi syariah antara peserta adalah iuran tabarru’ dan akad antara kumpulan peserta dengan perusahaan adalah wakalah bil ujrah.


Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel berikut ini:



Sedangkan menurut pengertiannya Asuransi Syariah adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk asset atau Tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah.  


Tentu saja ya, dengan adanya pilihan jenis asuransi syariah ini setidaknya membuat calon peserta merasa lebih nyaman karena instrumen investasinya berbasis syariah. Selain itu ada Dewan Pengawas Syariah juga, yang bertugas mengawasi pelaksanaan keputusan di lembaga keuangan syariah.


Sudah pusing belum? InshaAllah makin paham ya… intinya sebelum ikut asuransi, harus kenali dulu produk asuransinya. Pilih juga perusahaan asuransi yang kredibel. Sekalipun dana darurat belum maksimal terpenuhi, kita juga bisa tetap ikut asuransi loh. Asalkan benar-benar disisihkan uang untuk dana darurat dan membayar premi asuransi.


Terutama untung para pencari nafkah yang memiliki tanggungan (anak) wajib banget punya asuransi jiwa. Setidaknya ketika terjadi apa-apa pada pemegang polis asuransi, keluarga yang ditinggal bisa sedikit lebih tenang melanjutkan kehidupan. Meski tentu saja, tidak ada yang lebih menyenangkan dari tetap bersama-sama ya daripada kehilangan.


“The future’s not ours to see but we can still plan for the best”

25 komentar

  1. Oh baru tahu kalau sebaiknya proteksi dulu baru investasi ya, Mbak. Kebalik dong saya. Udah mulai investasi tapi belum punya proteksi. Okeh, berarti harus atur budget dulu untuk memasukkan pos asuransi ke pengeluaran bulanan, nih.

    BalasHapus
  2. benar ya ternyata memilih asuransi kudu dengan perhitungan matang, kaya teman saya dia ikut salah salah satu asuransi pendidikan buat anaknya tapi saya putus di tengah jalan jadinya ga bisa klaim, gimana tu kak?

    BalasHapus
  3. asuransi ada bermacam-macam. perlu jeli dan teliti untuk memutuskan mau ambil yang mana, ya

    BalasHapus
  4. Asuransi syariah ini tampaknya akan banyak peminatnya, karena dengan sistem usaha saling melindungi atau tolong menolong sesama pihak, bisa dilakukan dengan sistem syariah dengan bentuk investasi atau Tabarru.

    Semoga bisa menjadi investasi masa kini yang bagus nih.

    BalasHapus
  5. Kalau kondisi keuangan tidak memungkinkan untuk membayar premi asuransi..memang pilihannya sebaiknya menambah penghasilan ya.. dan ;ilih asuransi yang memang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan

    BalasHapus
  6. Senang dengan tulisan teman² tentang perencanaan keuangan dengan investasi. Semoga semakin banyak yang tercerahkan ya mbak, saya mulai kepikiran investasi pendidikan anak, jadi kalau pas anak masuk ke jenjang yang lebih tinggi kita punya tabungan

    BalasHapus
  7. Memang nggak boleh sembarangan memilih perusahaan asuransi untuk jadi nasabah ya karena asuransi tuh jangka panjang, harus perusahaan bonafid..terus kita harus paham betul surat perjanjiannya sebelum ttd polis..

    BalasHapus
  8. Wah makasih ilmunya mbak. Sementara ni baru punya asuransi pendidikan buat anak2. Harus mulai memikirkan asurqnsi jiwa juga ya

    BalasHapus
  9. Bincang bincang seru dan sangaaaat berfaedah, tentang perbedaan akad asuransi konvensional antara tertanggung dan penanggung berupa jual-beli, dan akad pada asuransi syariah antara peserta adalah iuran tabarru’ dan akad antara kumpulan peserta dengan perusahaan adalah wakalah bil ujrah!

    Coba ga hadir, pasti pelanga pelongo kalo ditanya hihihihii

    BalasHapus
  10. Acara ini bagus banget, bikin bener-bener melek finansial dan asuransi lho. JAdi tahu perbedaan asuransi syariah dan konvensional

    BalasHapus
  11. Sudah pusing belum? Udah gak lagi. Kan udah dapat pemahaman tentang asuransi jiwa syariah dari postingan ini. Sedikit banyak, jadi lebih tahu bedanya asuransi jiwa syariah dengan asuransi konvensional.

    BalasHapus
  12. Bagus sekali yaa..kalau banyak yang bisa mengambil manfaat dari asuransi syariah.
    Meski "bunga" nya dianggap lebih kecil dari konven, tapi tingkat resikonya pun in syaa Allah. Memahami asuransi begini agar mantap memilih.

    BalasHapus
  13. Bener banget Bu ibu harus carat nih cash flow biar engga besar pasak daripada tiang. Menarik juga ada asuransi Syariah dari Prudential

    BalasHapus
  14. Bener banget mbak, penting banget yang namanya asuransi kesehatan. Aku pernah punya pengalaman shock melihat total tagihan RS sedangkan asuransi gak ada, tabungan juga gak bisa menutup tagihan

    BalasHapus
  15. Ilmunya lengkap sekali masha Allah. Saya selama ini kurang ilmu soal perencanaan keuangan keluarga khususnya untuk pengaturan pengeluaran untuk asuransi. Memang asuransi berbasis syariah sangat diperlukan apalagi untuk nasabah muslim agar lebih nyaman ketika melakukan akad.

    BalasHapus
  16. Aku juga terbantu banget nih mba sama asuransi.. Kalo dulu dipikir2 biaya rawat inap ghazy di nicu plus obatnya yg mahal bisa puluhan juta bayar nya
    Tapi alhamdulillah ga banyak bayarannya krn dibantu

    Jadi emang penting banget proteksi dengan asuransi

    BalasHapus
  17. Alhamdulillah kebutuhan dasar keluarga kami sudah terpenuhi. Masih PR punya dana darurat nih. Lalu investasi juga. Next mikir asuransi deh karena baca ini makin jelas tentang asuransi syariah

    BalasHapus
  18. Memang ya mba mau asuransi itu penting jadi inget kasus Gala ya mudah2an bisa cair asuransi dr ortunya

    BalasHapus
  19. Semenjak belajar financial planning, dan gak bisa memprediksi apa yang akan terjadi, makin merasa asuransi penting banget, apalagi dalam perencanaan keuangan.

    BalasHapus
  20. banyak bedanya ternyata ya syariah dan konve
    jadi bikin hati makin tenang percayain sama syariah karena resiko pasti ada kalau g diproteksi mau kapan nunggunya?

    BalasHapus
  21. nah iya, asuransi ternyata penting banget untuk meminimalisir risiko yang ada di masa depan ya maaaak.. aku juga kayanya butuh asuransi syariah niiih

    BalasHapus
  22. Memang penting banget merencanaka keuangan dengan matang ya mbak. Karena seringkali keluar uang tak terduga. Apalagi pandemi kayak gini. Salah satunya adalah dengan asuransi. Nengsi masih banyak kurang faham nih tentang asuransi. Next, mau belajar lebih dalam lagi ah..

    BalasHapus
  23. Banyak yang memanfaatkan asuransi syariah dalam memastikan perencanaan keuangannya berjalan dengan baik ya mba

    BalasHapus
  24. Aku belum ada asuransi jiwa, mbak. Masih banyak baca2 reviewnya, harus paham dulu biar memutuskan ikut

    BalasHapus
  25. Oh iya, emg PR bgt nih ya, hrs punya proteksi dana utk mengatur keuangan keluarga. Makasih bgt Mbk tulisannya sgt informatif.

    BalasHapus

Sila berkomentar dan bertanya 😊 Semua komentar dimoderasi ya