Dimana Saja Belajar Konsep Pendidikan Zaman Now dari IKIN School

8 komentar

Dimana saja belajar – Konsep Belajar Zaman Now dari IKIN School

Belajar biasanya identik dengan sekolah. Dimana ada ruang kelas, guru, siswa, kurikulum dan sebagainya. Sampai saat ini pun khususnya di Indonesia masih menerapkan pendidikan konvesional seperti ini. Dimana para siswa duduk di dalam kelas untuk mendapatkan ilmu dari gurunya. Belum lagi tuntuntan kurikulum yang berubah-ubah dan kadang tidak diikuti oleh perubahan kualitas proses pembelajaran.

Oleh karena itu guru yang sedari dulu dianggap sebagai sumber informasi tunggal dituntut untuk mengembangkan dirinya, membuat inovasi pembelajaran yang tepat di kelas, meningkatkan kemampuan teknologi dan komunikasi agar  bisa membawa para siswa bersaing di dunia kerja nantinya. Sedangkan di zaman now, para siswa bisa mendapatkan informasi dari mana saja dengan mudah karena perkembangan teknologi dan informasi. Maka diperlukan perubahan proses belajar mengajar yang bisa membuat guru dan siswanya memperoleh dan mengolah ilmu dengan cara yang berbeda.

Memperhatikan hal tersebut, saya membaca informasi mengenai sebuah sekolah dengan konsep berbeda. Sekolah yang bisa menjadi salah satu alternatif pilihan sekolah dengan konsep tanpa ruang. Sekolah yang mengusung slogan “Dimana Saja Belajar” menggunakan perpaduan sistem boarding school, home schooling, dan pembelajaran jarak jauh.

IKIN School : Sekolah Kesetaraan SMP Berbasis Minat dan Bakat.

Kenalan Yuk dengan IKIN School

IKIN School adalah sebuah sekolah yang berada di bawah naungan Yayasan Insan Kaya Inisiatif Nusantara. Pendiri yayasan ini Yaitu Bapak Ikin Ahmad Sodikin, S.AgM.Ud, MA, Ibu Yuliana Shinta Dewi, S.Pd, dan Bapak Aos Abdul Gaos, SE, M.Ud, MA

Sesuai dengan informasi di situsnya, IKIN adalah suatu gerakan untuk memberikan sumbang pemikiran kepada seluruh rakyat Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan hidupArtinya sekolah ini lebih menekankan kepada pengembangan diri ketimbang  hanya duduk di dalam ruangan kelas.

Bahkan sekolah ini memiliki kegiatan yang dinamai TOP-D (Training Optimalisasi Potensi Diri) bagi para siswa dan juga terbuka untuk siswa dari sekolah lain sebagai kegiatan pendukung pengembangan diri siswa.
Kegiatan TOP-D IKIN School: Mengajak peserta untuk meyakini bahwa Tuhan Yang Maha Esa itu Maha Kasih Sayang.
Sebuah pengembangan diri dan karakter religius yang baik sekali ditumbuhkan pada siswa.


Berdasarkan informasi yang saya baca melalui website http://www.ikin-school.com/ Sekolah ini menawarkan beberapa program, yakni:

1. Kelas Reguler, yang meliputi:

  •   Pembelajaran Jarak Jauh
  •   Ujian Persamaan

 2. Kelas Eksekutif, yang meliputi:
  • Pembelajaran Jarak Jauh
  •  Ujian Persamaan
  • Pembekalan Basic Skill (6 Bulan) yang terdiri dari: Bahasa Inggris Percakapan, Bela diri Praktis, Budaya Nasional, Keterampilan Menulis, Menyalurkan minat dan bakat, dan Kewirausahaa
  •  Pembelajaran Berbasis Project

Mata pelajaran yang ditawarkan di sekolah ini hampir sama dengan sekolah lainnya. Hanya saja jika kurikulum 2013 SMP hanya menempatkan 10 Mata Pelajaran, sekolah ini menawarkan 12 mata pelajaran.

Berdasarkan pembekalan basic skill yang tertera di atas, bisa dipetakan nantinya siswa lulusan sekolah ini mampu bersaing dengan lulusan dari sekolah lain. Hal ini sesuai dengan visi dan misi mereka.

Visi & Misi IKIN School

Visi

Terwujudnya lembaga pendidikan non formal yang maju, menghasilkan peserta didik yang senang belajar, berkarakter tangguh dan berwawasan global.

Misi

  1. Menggunakan Information Communication and Teknologi dalam pembelajaran
  2. Memupuk minat dan bakat peserta didik
  3. Membekali peserta didik dengan karakter tangguh
  4. Mampu berkomunikasi di dunia global
  5. Menanamkan nilai-nilai kebangsaan

Tujuan

  1. Mampu menggunakan perangkat komunikasi berbasis internet
  2. Berprestasi dalam bidang yang menjadi minat dan bakatnya
  3. Mampu menghadapi berbagai kendala dalam kehidupan
  4. Menguasai bahasa Inggris dengan baik sebagai bahasa pengantar komunikasi global
  5. Menguasai salah satu kesenian daerah

Sekolah yang berlokasi di Telaga Kahuripan, BIP Blok A2 No 1-2, Parung Bogor ini menerima siswa baru dan pindahan setara SMP tahun pembelajaran 2018 - 2019 yang berminat merasakan pengalaman belajar dengan konsep berbeda.

Tertarik dengan konsep dimana saja belajar dari IKIN School ini? Bisa menghubungi IKIN School melalui:

Telepon dan Email
Mobile : +62 818-143-482
Email : info@ikin-school.com
Selamat belajar! 

Nyeleneh Tapi Selalu Dicari, Ini Lho Kuliner Bernama Unik Khas Surabaya yang Selalu Diincar

9 komentar
Masih suasana liburan dong? Jalan ke mana aja nih? Dana liburan yang terbatas bukan berarti jadi halangan untuk mengisi liburan loh. Cari saja daerah yang nggak terlalu jauh dan pilih akses transportasi yang mudah serta murah. Kali ini, jatuhkan pilihan pada Surabaya yang menyimpan aneka kuliner bernama unik dan selalu diincar para pelanocng yang datang ke Kota Pahlawan. Jangan tunda lagi, segera booking tiket bus dan jelajahi keunikan kulinernya berikut ini.

Nasi Goreng Jancuk


sumber:kabarwisata.com

Sebelum tren makanan dengan tingkat kepedasan merajalela, Nasi Goreng Jancuk kreasi koki Hotel Plaza Surabaya ini sudah mencuri hati pecinta pedas. Diambil dari umpatan khas Surabaya, ada cerita unik di balik pembuatan menu dengan porsi besar dan pedas yang menggelegar ini.
Awalnya, chef di hotel tersebut meracik nasi goreng dengan banyak cabai. Saking pedasnya, teman-temannya yang mencoba sampai mengumpat berkali-kali saat mencicipinya. Dari sini muncul nama nasi Goreng Jancuk yang selalu jadi favorit wisatawan.

Mi Pecun

sumber:travelingyuk.com

Mendengar nama kuliner khas Surabaya ini dijamin bikin dahi berkerut. Pasalnya, pecun merupakan sebutan pekerja seks komersial dalam bahasa Surabaya. Padahalnya, nama menu ini merupakan singkatan dari pedas racun yang diartikan sebagai luas biasa pedas. Buat yang udah punya tiket bus ke Surabaya nggak perlu bingung mencarinya, karena cabang Mi Pecun tersebar di beberapa area, salah satunya di Jalan Anjasmoro.

Rawon Setan


sumber:img.ulinulin.com

Sudah booking tiket bus ke Surabaya, jangan lupa mengagendakan rencana menjajal Rawon Setan. Tempat makan yang berlokasi di Jalan Embong Malang ini sudah berjualan sejak tahun 1950. Namanya yang legendaris dan unik ini memang nggak ada kaitannya dengan hal-hal mistis atau menyeramkan, tapi berasal dari jam buka restoran yang nggak biasa, yaitu pukul 10 malam hingga 4 pagi.

Bebek Mercon

sumber:img.ulinulin.com

Warga Surabaya terkenal sebagai pecinta makanan pedas. Nggak heran jika kuliner khasnya dikenal dengan nama yang cukup unik, salah satunya Bebek Mercon. Kuliner bebek goreng yang satu ini memang punya citarasa yang tak biasa karena disajikan dengan campuran bumbu dan sambal yang meledak di mulut, seperti baru saja makan petasan atau mercon.

Rawon Kalkulator

sumber:travelingyuk.com

Satu lagi menu rawon yang jadi andalan Kota Surabaya. Tak perlu khawatir kelaparan bila tiket bus ke ibukota Provinsi Jawa Timur ini jadwal sampainya malam hari, sempatkan diri mengunjungi Rawon Kalkulator yang ada di Taman Bungkul, Jalan Raya Darmo yang buka hingga jam 03.00 WIB. Namanya yang unik ini justru berasal dari kecepatan pelayan warung saat harus menghitung total biaya yang harus dibayar setiap pelanggan, yang dianggap menyamai kemampuan kalkulator.

Jangan sampai salah duga hanya gara-gara kuliner lezat ini punya nama tak biasa. Segera miliki tiket bus ke Surabaya sekarang juga, dan puaskan selera makanmu dengan sajian-sajian sedap ini.


Behind the Scene Seminar Nasional 2018: Akhirnya Saya Menulis KTI Lagi Setelah 11 Tahun

14 komentar
Seminar Nasional 2018 - Salam guru!
Kali ini saya mau cerita yang ringan-ringan saja, pengalaman saya kemarin saat terpilih menjadi salah satu pemrasaran di Seminar Nasional Guru Pendidikan Dasar Berprestasi. Bertempat di Hotel Milleniumm Jakarta, kegiatan ini berlangsung dari tanggal 22 - 25 Mei 2018. Sebuah kesempatan berharga yang sungguh menginspirasi saya dan sebenarnya saat mengikuti seleksi ini pun saya tidak berharap banyak dengan karya tulis ilmiah yang saya buat. Alhamdulillah ternyata Allah berkehendak membawa saya mengikuti kegiatan bertaraf nasional ini.

Menulis KTI Kembali Setelah 11 Tahun...

Saat seleksi melalui akun di kesharlindungdikdas secara daring, hal pertama yang membuat saya khawatir adalah menulis karya tulis ilmiah (KTI). Bagaimana tidak? Terakhir kali saya membuat KTI itu saat skripsi, 11 tahun yang lalu. Namun demi motivasi belajar lagi, naik pangkat dan jalan-jalan gratis (Serius ya... ini motivasi saya receh banget) akhirnya saya nekat mencoba menulis KTI lagi. Masa iya, nulis blog bertahun-tahun aja bisa kok nulis KTI yang hanya diminta maksimal 10 lembar itu gak bisa? 

Memilih Menulis Best Practice 

Setelah membaca Pedoman Seminar Nasional yang juga bisa di-download langsung di web kesharlindungdikdas, saya pun mulai membaca beberapa referensi mengenai KTI untuk seminar nasional di beberapa situs. Sempat bingung karena bentuknya bermacam-macam. Akhirnya saya memilih BEST PRACTICE saja. Sebab menurut saya paling gampang karena hanya berupa deskripsi tentang apa saja yang sudah pernah dilakukan berserta hasilnya.

Menulis tentang Media Sosial

Saya memilih subtema Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pembelajaran dengan judul tulisan "Pemanfaatan Media Sosial sebagai Media dan Sumber Belajar Bahasa Inggris Menggunakan Metode Project Based Learning". 

Ya, saya menggunakan media sosial setiap hari dan media sosial ini telah memberi saya kesempatan untuk berkenalan dengan orang-orang baru, mendapatkan tambahan uang jajan, barang berharga dan terakhir ini, membawa saya ke sebuah kegiatan yang menginspirasi: Seminar Nasional.

Kekurangan Referensi

Saat mulai menulis, saya sempat kewalahan karena buku referensi yang saya miliki kurang. Beruntung saya sebelumnya pernah ikut kegiatan Kominfo dam Seminar Internet Baik yang saat itu berkerjasama dengan Blogger Bengkulu. Sehingga saya memiliki data dan referensi untuk menulis mengenai media sosial. Saat itu saya sama sekali tidak tahu kalau ada jurnal yang sebenarnya bisa diunduh secara daring dan dijadikan referensi. Akhirnya saya malah googling beberapa keyword di abstrak tulisan saya untuk melengkapi kajian teori. 

Menunggu Hasil Seleksi

Saat itu harap-harap cemas menunggu hasilnya, maklumlah perdana. Waktu itu mikirnya kalaupun tidak lolos seleksi yang penting saya sudah punya tullisan KTI  lagi. Hihihi... Ditambah lagi peserta yang mendaftar dari seluruh Indonesia sebanyak 5000-an orang, wah apa bisa saya terpilih? Beberapa minggu kemudian dari 5000-an orang tersebut dijaring lagi menjadi 800-an. Penjaringan ini berdasarkan artikel yang telah dikirim. Aduh, saya sampai bolak-balik ngecek apakah nama saya masih ada atau tidak? Dari 800-an orang inilah akan diambil 180 orang sebagai peserta Seminar Nasional di Jakarta. Syaratnya, KTI yang ditulis haruslah bebas plagiarisme, maksimal 30%.

Saat Pengumuman Ternyata...

Saat menunggu pengumuman lagi-lagi saya berulang kali log in di akun kesharlindungdikdas untuk sekadar melihat status kepesertaan saya. Eh, saat tanggal pengumuman yang ditentukan malah ada pemberitahuan kalau pengumuman nama-nama guru yang lolos diundur. Wahahaha... Ya sudah akhirnya saya gak cek lagi. Sudah pasrah tepatnya.

Nah, pagi itu sambil beresin cucian piring ada notifikasi email masuk. Saya kira email penawaran content placement untuk blog. Ternyata yang ini lebih menyenangkan. Saya mendapat surat undangan menjadi salah satu peserta Seminar Nasional di Hotel Millenium Jakarta dan berhak mempresentasikan KTI saya di hadapan guru-guru hebat se-Indonesia. Wah. apa gak bikin nyengir terus tuh seharian?

Peserta Seminar Nasional Guru Dikdas 2018 dari Bengkulu


Saat saya baca nama-nama peserta, dari Provinsi Bengkulu ada 6 orang yang lolos. Lumayan banyak ternyata.Saat baca keterangannya lagi saya termasuk kelompok pemrasaran poster. Artinya saya harus membuat poster/banner dengan ukuran 60x160 cm yang memuat isi dari KTI yang telah ditulis. Wah, tantangan lagi nih. Akhirnya saya coba desain sendiri menggunakan microsoft publisher dan kemudian mengirim contoh desain ke percetakan. Sehari sebelum berangkat, posternya udah jadi dan saya siap presentasi!

Setelah ini rasanya saya makin ketagihan untuk menulis, khususnya KTI. Makin semangat juga meneruskan PTK yang tertunda. Benar kata orang, di mana ada kemauan di sana ada jalan. Banyak jalan menuju Roma, banyak cara untuk mencapai tujuan.

Untuk cerita saat seminar, nantikan postingan saya selanjutnya ya... semoga semangatnya tidak luntur. 😉